Mahallul Qiyam Simtud Duror

اَشْـرَقَ الْكَوْنُ ابْـتِـهَاجَــا بِوُجُوْدِ الْمُصْطَفَى اَحْمَـدْ

Alam bersinar-seminar bersuka ria
menyambut kelahiran Al-Musthafa Ahmad

 وَلِاَهْلِ الْكَـوْنِ اُنْــــسُ وَسُرُوْرٌ قَـدْ تَـجَـدَّدْ

Riang gembira meliput penghuninya
sambung-menyambung tiada hentinya

 فَاطْـرَبُـوْا يَااَهْلَ الْمَثَانِـي فَهَـزَارُ الْيُـمْنِ غَـرَّدْ 

Bergembiralah, wahai pengikut Al-Quran
burung-burung kemujuran kini berkicauan

وَاسْتَضِيْؤُا بِـجَـمَـالِ فَاقَ فِى الْحُسْنِ تَـفَـرَّدْ 

Bersuluhlah dengan sinar keindahan
mengungguli semua yang indah tiada bandingan

وَلَنَا الْـبُـشْرَى بِـسَـعْدٍ مُسْـتَـمِرٍ لَيـْـسَ يَنْـفَــدْ 

Wajiblah bagi kita untuk bersuka cita
Dengan keberuntungan terus-menerus tiada habisnya

حَيْثُ اُوْتِــيـْنـَا عَـطَاءَ جَمَعَ الْـفَـخْرَالـْمُــؤَبَّـدْ 

Manakala kita beroleh anugerah
Padanya terpadu kebanggaan abadi

فَـلِرَبِّــي كُلُّ حَـمْدٍ جَلَّ اَنْ يَـحـْصُرَهُ الْعَدْ 

Bagi Tuhan segala puji
Tiada bilangan mampu mencakupnya

اِذْحَبَـانَابِوُجُوْدِ الــــْ مُصْطَفـَى الْهَادِي مُحَمَّدْ

Atas penghormatan dilimpahkan-Nya bagi kita
dengan lahirnya Al-Musthafa Al-Hadi Muhammad

 يَارَسُوْلَ اللهِ اَهْـــلًا بِكَـ اِنَـا بِكَـ نُسْـعَـدْ 

Ya Rasulullah, selamat datang, ahlan wa sahlan
Sungguh kami beruntung dengan kehadiranmu

وَبِـجَاهِه يَـااِلَهِـي جُدْوَبَلِّغْ كُلَّ مَقْـصَدْ

Ya Ilahi, ya Tuhan kami semoga Kau berkenan meberi nikmat karunia-Mu
Menyampaikan kami ke tujuan idaman demi ketinggian derajat Rasul di sisi-Mu

وَاهْدِنَانَهْجَ سَبِــيْلِه كَـيْ بِـــهِ نُسْـعَدْ وَنُرْشَدْ

Tunjukilah kami jalan yang ia tempuh
agar dengannya kami bahagia beroleh kebaikan melimpah

 رَبِّ بَلِّـغْنَا بِـجَاهِه فِـى جِوَارِه خَيْرَ مَقْعَدْ

Rabbi, demi mulia kedudukannya di sisi-Mu
tempatkanlah kami di sebaik tempat di sisinya

 وَصَلَاةُ اللهِ تَغْـشَـى اَشْرَفَ الرُّسْلِ مُـحَـمَّــدْ

Semoga shalawat Allah meliputi selalu
rasul termulia, Muhammad

 وَسَــلَامٌ مُسْتَــمِرٌّ كُلَّ حِيْنٍ يَـــتَــجَــدَّدْ 

Serta salam terus-menerus
silih berganti setiap saat…

Nabawi Menjelang Subuh Hari Ini (4 Juni 2020)

Alhamdulillah Masjid Nabawi sudah kembali dibuka setelah Lockdown Corona.

Qosidah dibaca saat banyak wabah dan penyakit

likhomsatun

Doa Agar terhindar dari segala bencana

ما من عبد يقول في صباح كل يوم ومساء كل ليلة
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّماَءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
ثلاث مرات، لم يضره شيء.

 

Tidaklah seorang hamba membaca di pagi setiap hari dan sore setiap malam,

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّماَءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dengan nama Allah yang tidak ada yang dapat membahayakan bersama nama-Nya apapun yang ada di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Sebanyak tiga kali, maka tidak akan terkena bencana apapun.

Khutbah Jum’at Bahasa Arab

Khutbah I

اَلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمسْلِمِيْنَ وَالمُؤْمِنِيْنَ، وَجَعَلَ الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْنِ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلمِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدِنِ المَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ

فَياَ عِباَدَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فاَزَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ ، وَهُوَ اَصْدَقُ الْقاَءِلِيْنِ

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم , بسم الله الرحمن الرحيم

وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ اِلَّاالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ە ۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
وَقَالَ ايضا

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

وَقَالَ صل اللهُ عليه وسلم :

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

وفي حديث أخر

وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْمَرْءِ مَاكَانَ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ الآيَةِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نبي بعده

اللهُمَّ صَلِّ وسلم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ ومن والاه أَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

قَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كما صليت على سيدنا ابراهيم وعلى آل سيدنا ابرهيم فى العالمين انك حميد مجيد

اللهُمَّ آمين

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ .

وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ .اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

أقم الصلاة

Melempar Jumroh (Dahulu dan Kini)

Yang belum pernah melempar jumroh semoga dimudahkan untuk melempar jumroh disana.

Yang sudah pernah melempar jumroh semoga dimudahkan untuk bisa melempar jumroh kembali.

Amien Ya Robbal ‘aalamien.

Keutamaan Puasa Arafah

arafah

Hakekat Sabar

shabar

Kisah Ummu Sullaim ketika anak lelakinya meninggal dunia.

Pada suatu hari Ummu Sullaim bercerita:
Anak laki-laki ku meninggal dunia, sedangkan suamiku Abu Salamah sedang tidak ada dirumah. Kemudian aku berdiri di loteng rumah untuk menunggu kedatangannya. Tidak lama kemudian suamiku datang, maka aku hidangkan makanan untuknya kemudian dia makan. Sambil makan suamiku bertanya: Bagaimana keadaan anak kita?
Aku menjawab : Alhamdulillah malam ini dia tenang banget, belum pernah dia setenang malam ini sesemenjak dia sakit.
Kemudian aku layani suamiku dengan sebaik-baiknya pelayanan yang belum pernah aku lakukan sebelumnya hingga akhirnya kami melakukan hubungan suami istri.
Setelah itu aku bertanya padanya: Suamiku apa pendapatmu tentang tetangga kita?
Dia menjawab: Emangnya mereka kenapa?
Aku menjawab: Mereka dipinjami suatu barang kemudian ketika pinjaman itu diminta kembali oleh pemiliknya , mereka malah marah.
Abu salamah menjawab: Sungguh jelek sekali perangai mereka.
Kemudian aku menceritakan perihal anakku padanya: Suamiku, anak kita adalah pinjaman dari Allah SWT, dan sesungguhnya Allah telah mengambilnya kembali kepadanya.
(Segala perasaan campur aduk bergejolak didalam dada Abu Salamah)……
sampai akhirnya dia hanya bisa mengucap hamdalah dan Inna lillah.
Kemudian esok paginya dia mendatangi Rosulullah dan menceritakan semuanya kepada beliau.
Akhirnya Rasulullah mendo’akannya :
Semoga Allah memberkati kalian berdua di malam yang telah kalian lalui bersama.
..
Maka kemudian mereka berdua dikarunia tujuh anak lelaki yang ahli Alqur’an semuanya.
Masya Allah.

Sadar Diri

bbby2

Laelatul Qodar Akan Segera Datang
Romadhon sudah memasuki babak kedua, rasa gembira dan sedih bercampur didalam dada. Gembira karena malam kemuliaan itu sudah semakin dekat. Laelatul Qodar , malam yang lebih bagus dari pada seribu bulan.
Sedih karena sadar bahwa selama Romadhon ini belum maksimal dalam beribadah. Emang puasanya full tapi hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja. Mata masih jelalatan, kuping masih suka dengerin yang sia-sia, tangan masih suka bikin status provokatif, kaki masih berat jalan ketempat ibadah, otak masih cari-cari kesempatan untuk memojokkan orang apalagi dimasa penghitungan suara pemilu ini.
Di dalam babak kedua Romadhon ini, ibadah seharusnya sudah mulai pindah ke gigi tertinggi tapi sekali lagi sedih rasanya melihat diri ini.
Tadarus Alquran masih bisa dihitung jari, taraweh sudah berapa kali bolong, tengah malam hanya sebatas bangun makan sahur sedang sholat malamnya ketinggalan, sedekah masih mencari recehan terkecil, kalau ga ada receh kotak amalpun terlewat.
Malu rasanya babak pertama Romadhon terlewat begitu saja.
Laelatul qodar semakin dekat.
Malu juga sebenarnya berharap bertemu dengan malam istimewa tersebut sedang diri ini masih seperti ini.
Apakah malam istimewa tersebut bisa ku temui dengan amalan yang sama sekali tidak istimewa.
Apakah malam istimewa tersebut bisa ku temui tanpa usaha apa-apa.
Apakah malaikat-malaikat yang nanti turun ke muka bumi mau untuk sekedar melirik ku saja.
Pengen rasanya untuk segera memperbaiki diri.
Tapi kenapa berat banget untuk memulai.
Mungkin dosa-dosa ku yang kelewat banyak yang membebani atau hawa nafsu yang kelewat liar yang menghalangi.
Astaghfirullohal ‘azhiem.. ampunilah segala dosaku ya Allah.
Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan-Mu ya Allah .. berilah kekuatan kepada hamba-Mu yang lemah ini sehingga menjadi pantas untuk bertemu dengan malam kemuliaan-Mu yang akan segera datang.

Tentang Jin dan Membunuh Ular

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ اَلْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا سَعِيْدٍ اَلْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ لَهُ
إنِّي أَرَاك تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ وَبَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلَاةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُوْ سَعِيْدٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
[3122]

Telah bercerita kepada kami Qutaibah dari Malik dari ‘Abdur Rahman bin ‘Abdullah bin ‘Abdur Rahman bin Abi Sha’sha’ah Al Anshariy dari bapaknya bahwa dia mengabarkan kepadanya bahwa Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu ‘anhu berkata kepadanya
Aku melihat kamu orang yang menyukai kambing dan lembah. Maka jika kamu sedang bersama kambingmu dan berada di lembah lalu kamu mengumandangkan adzan untuk shalat maka keraskanlah suaramu dalam mengumandangkan adzan tersebut, karena tidak ada seorangpun yang mendengar suara mu’adzin, apakah dia itu jin, manusia atau apapun melainkan dia akan bersaksi baginya (mu’adzin itu) pada hari qiyamat. Abu Sa’id berkata; Aku mendengar keterangan ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
{HR Bukhori 3122}

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ يُوْسُفَ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
أَنَّه سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُوْلُ اُقْتُلُوْا الْحَيَّاتِ وَاقْتُلُوْا ذَا الطُّفْيَتَيْنِ وَالْأَبْتَرَ فَإِنَّهُمَا يَطْمِسَانِ الْبَصَرَ وَيَسْتَسْقِطَانِ الْحَبَلَ قَالَ عَبْدُ اللهِ فَبَيْنَا أَنَا أُطَارِدُ حَيَّةً لِأَقْتُلَهَا فَنَادَانِي أَبُوْ لُبَابَةَ لَا تَقْتُلْهَا فَقُلْتُ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَمَرَ بِقَتْلِ الْحَيَّاتِ قَالَ إِنَّهُ نَهَى بَعْدَ ذَلِكَ عَنْ ذَوَاتِ الْبُيُوْتِ وَهِيَ الْعَوَامِرُ وَقَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ فَرَآنِي أَبُوْ لُبَابَةَ أَوْ زَيْدُ بْنُ الْخَطَّابِ وَتَابَعَهُ يُوْنُسُ وَابْنُ عُيَيْنَةَ وَإِسْحَاقُ الْكَلْبِيُّ وَالزُّبَيْدِيُّ وَقَالَ صَالِحٌ وَابْنُ أَبِي حَفْصَةَ وَابْنُ مُجَمِّعٍ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَآنِي أَبُوْ لُبَابَةَ وَزَيْدُ بْنُ الْخَطَّابِ
[3123]

Telah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Hisyam bin Yusuf telah bercerita kepada kami Ma’mar dari Az Zuhriy dari Salim dari Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhuma
Bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang sedang menyampaikan khutbah di atas mimbar bersabda: Bunuhlah ular-ular dan (terutama) bunuhlah ular belang (bergaris putih pada punggungnya) dan ular yang ekornya pendek (putus) karena kedua jenis ular ini dapat merabunkan pandangan dan menyebabkan keguguran (janin)  ‘Abdullah berkata; Ketika aku mencari ular untuk membunuhnya, Abu Lubabah memanggilku; dan berkata; Jangan kamu bunuh. Aku katakan; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan untuk membunuh ular-ular. Dia berkata; Beliau setelah itu melarang membunuh ular-ular yang tinggal di rumah, yaitu yang disebut al-‘awamir (ular yang lama berdiam di rumah manusia). Dan ‘Abdur Razaq berkata dari Ma’mar; Maka Abu Lubabah atau Zaid bin Al Khaththab melihatku (redaksi dengan riwayat lain dari memanggilku). Hadits ini juga diikuti oleh Yunus, Ibnu ‘Uyaynah, Ishaq Al Kalbiy dan Az Zubaidiy. Dan berkata Shalih, Ibnu Abi hafshah dan Ibnu Mujammi’ dari Az Zuhriy dari Salim dari Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma; Maka Abu Lubabah atau Zaid bin Al Khaththab melihatku.
{HR Bukhori 3123}