Keutamaan Shodaqoh untuk perjuangan di jalan Allah

عَنْ أَبِي مَسْعُوْدِ اْلأَنْصَارِي. قَالَ:

جَاءَ رَجُلٌ بِنَاقَةٍ مَخْطُوْمَةٍ. فَقَالَ: هٰذِهِ فِي سَبِيْلِ اللهِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم (لَكَ بِهَا، يَوْمَ الْقِيَامَةِ. سَبْعُمِائَةِ نَاقَةٍ. كُلُّهَا مَخْطُوْمَةٍ).

Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu, ia berkata :

Datang seorang laki-laki (kepada Nabi) membawa seekor unta betina yang dicap, katanya : “Ini untuk sabilillah !” Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: “Karenanya nanti engkau akan memperoleh tujuh ratus unta, semuanya diberi cap.”

Tentang dua orang lelaki, Satu orang membunuh yang lainnya dalam peperangan , namun keduanya masuk surga

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ (يَضْحَكُ اللهُ إِلَى رَجُلَيْنِ. يَقْتُلُ أَحَدُهُمَا اْلآخَرَ. كِلاَهُمَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ) فَقَالُوْا: كَيْفَ؟ يَا رَسُوْلَ اللهِ! قَالَ (يُقَاتِلُ هٰذَا فِي سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فَيَسْتَشْهِدُ. ثُمَّ يَتُوْبُ اللهُ عَلَى الْقَاتِلِ فَيُسْلِمُ. فَيُقَاتِلُ فِي سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فَيَسْتَشْهِدُ).

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:

Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Allah tersenyum kepada dua orang laki-laki di mana yang satu terbunuh oleh yang lain namun keduanya masuk surga. Kemudian mereka bertanya: Bagaimana dapat terjadi, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Yang satu berperang di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung lalu ia mati syahid. Kemudian Allah menerima tobat orang yang membunuh, lalu ia masuk Islam dan ikut berperang di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung kemudian ia juga mati syahid

Keutamaan Orang yang berjihad dan orang yang uzlah sambil menyembah Tuhannya

عَنْ أَبِي سَعِيْدِ الْخُدْرِي؛

أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ فَقَالَ (رَجُلٌ يُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ بِمَالِهِ وَنَفْسِهِ) قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ (مُؤْمِنٌ فِي شُعْبٍ مِنَ الشُّعَابِ، يَعْبُدُ اللهَ رَبَّهُ، وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ).

Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu:

Bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan bertanya: Manusia manakah yang lebih mulia? Nabi Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Yaitu orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Lelaki itu bertanya lagi: Kemudian siapa? Beliau menjawab: Seorang mukmin yang berdiam di salah satu daerah bukit untuk menyembah Allah Tuhannya dan menjauhkan manusia dari kejahatannya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،

عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم؛ أَنَّهُ قَالَ (مِنْ خَيْرِ مَعَاشِ النَّاسِ لَهُمْ، رَجُلٌ مُمْسِكٌ عِنَانَ فَرَسِهِ فِي سَبِيْلِ اللهِ. يَطِيْرُ عَلَى مَتْنِهِ. كُلَّمَا سَمِعَ هَيْعَةً أَوْ فَزْعَةً طَارَ عَلَيْهِ. يَبْتَغِي الْقَتْلَ وَالْمَوْتَ مَظَانَّهُ. أَوْ رَجُلٌ فِي غَنِيْمَةٍ فِي رَأْسِ شَعَفَةٍ مِنْ هٰذِهِ الشَّعَفِ. أَوْ بَطْنِ وَادٍ مِنْ هٰذِهِ اْلأَوْدِيَةِ. يُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَيُؤْتِي الزَّكَاةَ. وَيَعْبُدُ رَبَّهُ حَتَّى يَأْتِيْهِ الْيَقِيْنُ. لَيْسَ مِنَ النَّاسِ إِلاَّ فِي خَيْرٍ).

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:

Diriwayatkan dari Rasulullah  Shallallahu alaihi wassalam, sesungguhnya beliau bersabda: “Termasuk kehidupan manusia yang lebih berguna kepada orang banyak, seorang yang memegang tali kekang kudanya bersiap untuk berjuang di jalan Allah. Dia terbang di atas punggung kudanya setiap mendengar suara atau serangan yang mengejutkan. Dia terbang diatas kudanya, mencari kematian terbunuh atau kematian di tempat yang diharapkannya. Atau seorang laki-laki dengan kambingnya di satu puncak bukit dari beberapa puncak bukit, atau di lembah yang dalam dari beberapa lembah, dikerjakannya shalat, dibayarnya zakat dan tetap menyembah Tuhannya sampai menemui keyakinan (kematian), sedang kepada orang banyak dia melimpahkan kebaikan.

Arwah Syuhada bebas pergi kemana-mana didalam surga

عَنْ مَسْرُوْقٍ. قَالَ: سَأَلْناَ عَبْدَاللهِ (هُوَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ) عَنْ هٰذِهِ اْلآيَةِ: {وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِي سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ} [3 /آل عمران /169] قَالَ: أَمَّا إِنَّا سَأَلْنَا عَنْ ذٰلِكَ. فَقَالَ (أَرْوَاحُهُمْ فِي جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ. لَهَا قَنَادِيْلُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ. تَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ. ثُمَّ تَأْوَي إِلَى تِلْكَ الْقَنَادِيْلُ. فَاطَّلَعَ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ اِطِّلاَعَةً. فَقَالَ: هَلْ تَشْتَهُوْنَ شَيْئًا؟ قَالُوْا: أَيَّ شَيْءٍ نَشْتَهِي؟ وَنَحْنُ نَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شِئْنَا. فَفَعَلَ ذٰلِكَ بِهِمْ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. فَلَمَّا رَأَوْا أَنَّهُمْ لَنْ يَتْرَكُوْا مِنْ أَنْ يَسْأَلُوْا، قَالُوْا: يَا رَبِّ! نُرِيْدُ أَنْ تُرَدَّ أَرْوَاحَنَا فِي أَجْسَادِنَا حَتَّى نَقْتُلَ فِي سَبِيْلِكَ مَرَّةً أُخْرَى. فَلَمَّا رَأَى أَنْ لَيْسَ لَهُمْ حَاجَةٌ تُرِكُوْا).

Hadits riwayat Masruq Radhiyallahu’anhu , ia berkata:

Kami menanyakan kepada Abdullah (Ibnu Mas’ud) tentang pengertian ayat: “Janganlah kamu anggap orang yang mati terbunuh dijalan Allah itu orang mati. Tidak! Mereka orang-orang yang hidup, memperoleh rezeki dari Tuhannya.” (QS: Ali Imran:169). Abdullah menjawab: “Sesungguhnya kami telah menanyakan hal itu (kepada Nabi) dan beliau menjawab: “Arwah mereka berada didalam rongga burung berwarna hiiau yang mempunyai kandil (lampu) yang tergantung di ‘Arasy. Bebas pergi  kemana-mana dalam surga, sekehendaknya. Kemudian dia pulang kembali kedalam kandil tadi. Tuhan memperhatikan mereka suatu kali dan menanyakan: “Adakah sesuatu yang kalian inginkan lagi?” Mereka menjawab: “Apa lagi yang kami inginkan, sedang kami bebas pergi kemana-mana di dalam surga, sekehendak kami. Tuhan mengulang pertanyaan sampai tiga kali. Setelah mereka mengetahui, bahwa mereka tetap akan ditanyai, mereka menjawab: “Ya Tuhan ! kami ingin supaya Engkau kembalikan arwah kami kedalam tubuh kami, sehingga kami mati terbunuh sekali lagi dalam perjuangan dijalan Engkau” Setelah Tuhan mengetahui bahwa mereka tiada lagi mempunyai keinginan lain, mereka tidak ditanyai lagi.”

Jihad menghapus semua kesalahan (dosa), kecuali hutang

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ؛قَال:َ

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم؛ (أَنَّ الْجِهَادَ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَاْلإِيْمَانِ بِاللهِ أَفْضَلُ اْلأَعْمَالِ) فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِي سَبِيْلِ اللهِ تُكْفَرُ عَنِّي خَطَايَايَ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم (نَعَمْ. إِنْ قُتِلْتَ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ) ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم (كَيْفَ قُلْتَ؟) قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَتُكْفَرُ عَنِّي خَطَايَايَ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم (نَعَمْ. وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ. إِلاَّ الدَّيْنَ. فَإِنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، قَالَ لِي ذٰلِكَ).

Hadits riwayat Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu , ia berkata :

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya berjuang di jalan Allah dan Iman kepada Allah adalah amal yang paling utama.” Seorang laki-laki berdiri dan bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau, kalau saya mati terbunuh dalam perjuangan di jalan Allah, apakah diampuni kesalahan-kesalahan saya?. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: “Ya, kalau engkau ikhlas, maju terus dan tidak mundur ke belakang.” Kemudian Nabi berkata: “Apakah yang engkau ucapkan tadi?” Dia menjawab: “Bagaimana pendapat engkau, kalau saya mati terbunuh dalam perjuangan di jalan Allah, adakah diampuni kesalahan saya?” Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam  berkata: “Ya, kalau engkau berhati sabar, ikhlas, maju terus dan tidak mundur ke belakang, selain hutang. Sesungguhnya Jibril ‘alaihissalam mengatakan kepadaku seperti itu.”

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرُو بْنِ الْعَاصِ؛

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ (يُغْفَرُ لِلشَّهِيْدِ كُلُّ ذَنْبٍ، إِلاَّ الدَّيْنَ).

Hadits riwayat Abdullah bin Amru bin ‘Ash Radhiyallahu’anhu ,

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Diampuni segala dosa orang yang mati syahid, kecuali hutang”

Karena jihad, Seorang hamba diangkat seratus derajat didalam surga.

عَنْ أَبِي سَعِيْدِ الْخُدْرِي؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ (يَا أَبَا سَعِيْدٍ! مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْناً، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ) فَعَجَبَ لَهَا أَبُوْ سَعِيْدٍ. فَقَالَ: أَعِدْهَا عَلَيَّ. يَا رَسُوْلَ اللهِ! فَفَعَلَ. ثُمَّ قَالَ (وَأُخْرَى يُرْفَعُ بِهَا الْعَبْدُ مِائَةَ دَرَجَةٍ فِي الْجَنَّةِ. مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ) قَالَ: وَمَا هِيَ؟ يَا رَسُوْلَ اللهِ! قَالَ : اَلْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ. اَلْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ

Hadits riwayat Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Hai Abu Said! Siapa yang rela bahwa Allah Tuhannya, Islam agamanya dan Muhammad Nabinya, orang itu pasti masuk surga.” Abu Said tertarik mendengarnya dan mengatakan: “Ulangilah sekali lagi ya Rasulullah!” Lalu diulang oleh nabi. Kemudian beliau berkata: “Dan yang lain, karenanya seseorang dinaikkan seratus tingkat dalam surga. Jarak antara tiap-tiap tingkat itu sejauh antara langit dan bumi. Abu Said bertanya: “Apakah itu ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Berjuang di jalan Allah, berjuang di jalan Allah.”

Berangkat (berjuang) pagi-pagi di jalan Allah lebih baik dari dunia seisinya

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لَغَدْوَةٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَوْ رَوْحَةٌ، خَيْرٌ مِنَ الدُّنْياَ وَمَا فِيْهَا

Hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sungguh berjuang (berangkat) pada pagi hari di jalan Allah atau pada siang hari adalah lebih baik dari dunia serta isinya

عَنْ سَهَلِ بْنِ سَعْدِ السَّاعِدِي،
عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : وَالْغَدْوَةُ يَغُدُّوْهَا الْعَبْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ، خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

Hadits riwayat Sahal bin Sa`ad As-Saidi Radhiyallahu’anhu:
Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam beliau bersabda: Sungguh berjuang (berangkat) di pagi hari yang dilakukan seorang hamba di jalan Allah adalah lebih baik dari dunia serta isinya

عَنْ أَبِى أَيُّوْبَ يَقُوْلُ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : غَدْوَةٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَوْ رَوْحَةٌ، خَيْرٌ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ وَغَرَبَتْ

Hadits riwayat Abu Ayub Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Berangkat (berjuang) pada pagi hari di jalan Allah atau pada siang hari adalah lebih baik dari dunia tempat matahari terbit dan terbenam

Keutamaan mati syahid di jalan Allah

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ،
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم. قَالَ : مَا مِنْ نَفْسٍ تَمُوْتُ. لَهَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ. يَسُرُّهَا أَنَّهَا تَرْجِعُ إِلَى الدُّنْيَا. وَلاَ أَنَّ لَهَا الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا. إِلاَّ الشَّهِيْدُ. فَإِنَّهُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ فَيُقْتَلُ فِي الدُّنْيَا. لِمَا يَرَى مِنْ فَضْلِ الشَّهَادَةِ

Hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: 
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam beliau bersabda: Tidak ada satu jiwa pun yang mati dan akan memperoleh kebajikan yang menggembirakannya di sisi Allah karena dia dapat kembali ke dunia bukan karena untuk memperoleh dunia serta isinya kecuali orang yang mati syahid. Karena ia berharap dapat kembali lagi lalu terbunuh lagi di dunia, melihat besarnya keutamaan mati syahid

عَنْ قَتَادَةَ. قَالَ:
سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَحْدِثُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ. يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا، وَأَنَّ لَهُ مَا عَلَى اْلأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ. غَيْرُ الشَّهِيْدِ. فَإِنَّهُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ فَيُقْتَلُ عَشْرَ مَرَّاتٍ. لِمَا يَرَى مِنَ الْكَرَامَةِ

Hadits riwayat Qotadah Radhiyallahu’anhu , ia berkata :
Aku mendengar Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu menceritakan hadits dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, beliau bersabda: Tiada seorangpun dari orang-orang yang masuk kedalam surga yang ingin kembali ke dunia sedang kepadanya diberikan segala sesuatu yang ada di bumi kecuali orang yang mati syahid. Sesungguhnya dia sangat mengharapkan kembali ke dunia lalu dia terbunuh sepuluh kali karena diketahuinya kemuliaan mati syahid.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ. قَالَ:
قِيْلَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: مَا يَعْدِلُ الْجِهَادَ فِي سَبِيْلِ اللهِ عز وجل؟ قَالَ (لاَ تَسْتَطِيْعُوْهُ) قَالَ: فَأَعَادُوْا عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا. كُلُّ ذٰلِكَ يَقُوْلُ (لاَ تَسْتَطِيْعُوْنَهُ). وَقَالَ فِي الثَّالِثَةِ : مَثَلُ الْمُجُاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللهِ. لاَ يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَصَلاَةٍ. حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ الله ِتعالى

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: 
Ditanyakan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam: Apakah yang dapat menandingi pahala jihad di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung? Nabi Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Kamu tidak akan mampu melakukannya. Lalu mereka mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali. Beliau selalu menjawab: Kamu tidak akan sanggup melakukannya. Lalu pada yang ketiga kalinya beliau bersabda: Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah itu seperti orang yang selalu berpuasa dan salat serta tunduk kepada ayat-ayat Allah, ia tidak pernah putus berpuasa serta salat sebelum orang yang berjihad di jalan Allah itu kembali

Jenis kuda yang kurang di sukai Nabi

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَكْرَهُ الشِّكَالَ مِنَ الْخَيْلِ.

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: 
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tidak menyukai kuda belang kaki (putih kaki kanan dan tangan (kaki depan) kiri atau putih tangan kanan dan kaki kiri)

Keutamaan berjihad dan keluar di jalan Allah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ. قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : تَضَمَّنَ اللهُ لِمَنْ خَرَجَ فِي سَبِيْلِهِ، لاَ يَخْرُجُهُ إِلاَّ جِهَادًا فِي سِبِيْلِي، وَإِيْمَانًا بِي، وَتَصْدِيْقًا بِرُسُلِي. فَهُوَ عَلَيَّ ضَامِنٌ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ. أَوْ أَرْجِعَهُ إِلَى مَسْكَنِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ. نَائِلاً مَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيْمَةٍ. وَالَّذِي نَفْسِ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ! مَا مِنْ كَلَمٍ يُكَلِّمُ فِي سَبِيْلِ اللهِ، إِلاَّ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَهَيْئَتِهِ حِيْنَ كَلَّمَ، لَوْنُهُ لَوْنُ دَمٍّ وَرِيْحُهُ مِسْكٌ. وَالَّذِي نَفْسِ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ! لَوْلاَ أَنْ يَشُقَّ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ، مَا قَعَدْتُ خِلاَفَ سَرِيَّةٍ تَغْزُوْ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَبَدًا. وَلَكِنْ لاَ أَجِدَ سَعَةً فَأَحْمَلَهُمْ. وَلاَ يَجِدُوْنَ سَعَةً. وَيَشُقُّ عَلَيْهِمْ أَنْ يَتَخَلَّفُوْا عَنِّي. وَالَّذِي نَفْسِ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ! لَوَدِدْتُ أَنْ أَغْزُوْ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَأُقْتَلُ. ثُمَّ أَغْزُوْ فَأُقْتَلُ. ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Allah akan menjamin orang yang keluar di jalan-Nya yang tidak didorong kecuali karena untuk berjihad di jalan-Ku, beriman dengan-Ku serta percaya kepada rasul-rasul-Ku. Maka ia Aku jamin, untuk Aku masukkan ke dalam surga atau Aku pulangkan kembali ke rumahnya tempat ia berangkat dengan memperoleh pahala atau harta rampasan. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada satu luka pun di jalan Allah kecuali pada hari kiamat akan tampak dalam keadaannya semula ketika ia terluka, warnanya warna darah dan baunya adalah bau minyak kasturi. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, jika tidak memberatkan kaum muslimin, niscaya aku tidak akan tertinggal di belakang pasukan perang yang aku utus untuk berperang di jalan Allah selamanya. Tetapi aku tidak mendapatkan kendaraan lebih sehingga aku dapat menyertakan mereka dan mereka pun tidak mendapatkan kendaraan lebih padahal berat bagi mereka untuk tidak ikut serta bersamaku. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Sesungguhnya aku sangat senang sekali seandainya aku berperang di jalan Allah lalu terbunuh, kemudian berperang lagi dan terbunuh lagi, kemudian berperang lagi dan akhirnya terbunuh lagi.