Sering kali muncul dalam angan-angan kita sebuah pertanyaan yaitu siapakah orang paling pintar didunia ini ?. Dan mulailah angan-angan kita membandingkan satu-persatu tokoh-tokoh ( hebat ) yang pernah terlahir ke dunia ini mulai dari Socrates, Aristoteles, Isaac Newton sampai pada Albert Einstein. Tapi bisakah salah satu dari mereka kita pilih untuk diberikan kategori sebagai orang paling pintar.
Tanpa kriteria yang jelas pasti susah bagi kita untuk memilih salah satunya. Lantas bagaimana kita akan memilih orang paling pintar tersebut?
Dengan mengacu pada suatu Hadits, ternyata kita bisa menjadi orang yang paling pintar tersebut…
Telah meriwayatkan Malik dan Ibnu Majah RA bahwa:
“Seorang laki-laki dari kaum Anshor bertanya kepada Rosululloh SAW: Yaa Rosululloh siapakah orang mu’min yang paling utama ? Rosululloh menjawab: Yaitu orang yang paling bagus akhlaqnya. Kemudian laki-laki tersebut bertanya kembali: Siapakah orang mu’min yang paling pintar ? Rosululloh menjawab: Yaitu orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati.”
Dari riwayat diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa orang yang paling pintar bukanlah orang yang IQ nya diatas 160, orang yang bisa mengalahkan komputer dalam berhitung ataupun orang mampu menumpuk harta sebesar gunung tetapi orang yang pintar ialah orang yang mampu menyadari bahwa suatu saat dia bakal mati dan setelah mati bakal ada suatu kehidupan yang lebih kekal.
Dengan kesadarannya tersebut maka bersiap-siaplah dia untuk menyongsong kehidupan yang kekal tersebut. Kalau dia diberi kelebihan harta oleh Allah SWT, maka jangan lupa bahwa dalam harta kita tersebut ada hak-hak fakir miskin. Oleh karena itu sedekahkan sebagian harta kita dan bayarkan zakatnya karena sedekah kita nantinya akan menjadi tempat berteduh kita disaat tidak ada tempat berteduh selain tempat berteduh Allah. Kalau kita diberi kelebihan ilmu, maka amalkanlah supaya menjadi ilmu yang bermanfaat. Kalau kita diberi kesehatan dan kesempatan untuk beribadah, maka bersegeralah untuk beribadah jangan menunggu sampai kita tua, atau sampai nafas sudah di ujung tenggorokan dimana taubat kita sudah tidak diterima lagi.
Seorang ulama Syeh Muhammad Allafaf RA berkata:
“Barang siapa memperbanyak mengingat mati, maka akan dimulyakan dengan tiga macam perkara yaitu :
- Bersegera dalam bertaubat.
- Menerima pemberian Allah denga hati lapang. (Qona’ah)
- Giat dalam beribadah.
dan barang siapa melupakan mati, maka akan disiksa dengan tiga perkara yaitu:
- Menunda-nunda taubat.
- Tamak terhadap harta dunia.
- Malas dalam beribadah.
Nah, sekarang tergantung pada kita, mau jadi orang pintar atau mau jadi orang yang yang paling bodoh dan bersiap-siap untuk masuk neraka Allah yang siksanya sangat pedih.
Wallohu A’lam bisshowab..
Filed under: Mati | 1 Comment »