Sebenarnya ini rahasia lhooo…namun dengan sangat terpaksa saya menceritakannya padamu…hanya padamu….
Shalat yang mana …???
Ya shalat fardhu…….
Shalat yang merupakan rukun islam kedua.
Shalat yang kita lakukanlimakali dalam sehari semalam.
Itulah shalat yang saya maksud.
Kalau shalat yang itu , ya memang sebuah rutinitas yang kita lakukanlimakali sehari. Memang ada yang salah…?
Ga ada siih…
Kalau ga ada … kenapa ngomongin eh nulis masalah rutinitas segala…, jangan sok tahu dong !!
Emang situ tahu kalau shalat saya tidak lebih hanya untuk setor muka saja..?
Enggak…dan enggak sok tahu…. Sebenarnya saya hanya mengaca pada pribadi saya sendiri dan sesekali membandingkannya dengan orang lain. Dan ternyata …. shalat saya itu kebanyakan hanya sekedar setor muka saja dan sekedar untuk menggugurkan kewajiban. Sekedar takut dicap sebagai orang yang enggak pernah shalat doing….thok…titik.
Bagaimana tidak….???
Sssst saya mau cerita dikit yaaa… tapi jangan bilang siapa-siapa yaa…
Ini pengalaman saya berkenaan dengan shalat…tapi jangan diikuti yaa..
Seriiiiing sekali saya menjalankan shalat ketika adzan telah berkumandang satu jam sebelumnya bahkan tidak jarang saya menjalankan shalat isya’ ketika malam sudah menjelang pagi kemudian disambung dengan shalat subuh.
Mungkin ada yang nanya (Koq bisa…???)
Soalnya ketika adzan sedang berkumandang seringkali saya sedang diperjalanan dan begonya (eh bego saya) ….mau mbelokin kendaraan ke masjid atau musholla koq yaaa beratnya minta ampun.
Adaaja alasannya…..
ahh sebentar lagi nyampe lah…
ahh ntar sepatuku ilang kalau mampir ke masjid…atau parahnya mobilku motorku yang ilang..
ntar aja lah shalat di rumah.. biar lebih khusyu’..
…
Begitu sampai di tujuan (rumah)… ehh ternyata masih ada aja (alasan) yang menghambat untuk segera shalat
Masihcapelah, masih keringatan lah, ngaso sebentar lah, laper lah, ngopi dulu lah …
Dannn…Ketika waktu shalat mendekati finish baru aku bergegas mengambil air wudlu…itupun dengan setengah hati dan kemudian mulai shalat.
Allooohu Akbar bacaan takbirotul ihrom keluar dengan lancar dari mulutku… setelah itu bacaan demi bacaan shalat meluncur dari mulutku seperti mobil melaju kencang dijalan tol saking apalnya. Gerakan shalat di lanjutkan dengan gerakan berikutnya mengalir bagai air sungai Cisadane.
Seperti biasa …karena sudah terlalu hapal bacaan dan gerakannya …, anganku langsung melayang begitu takbirotul ihrom selesai kuucapkan. Pikiranku mengembara bagai burung yang lepas dari sangkarnya. Melayang membayangkan betapa sibuknya aku hari ini…, begitu menariknya acara TV tadi , begitu serunya pertandingan olah raga semalam…, bagitu asyiknya tadi bersenda gurau dengan kawan ketika istirahat…begitu enaknya ketika makan tadi…begitu eneknya ketika diomelin atasan tadi…dan tanpa terasa aku sudah selasai membaca tahiyat akhir… maka aku akhiri shalatku dengan mengucapkan salam. Assalaamu’alaikum warohmatulloohh.
Selesailah shalatku kali ini dan selesai juga pengembaraan pikiranku membayangkan kejadian-kejadian dihari ini.
Mendengar ceritaku tadi mungkin ada yang komentar begini:
Emang kamu enggak pernah ngaji !! shalat koq macam “kutu kupret” begitu……
Heehehehe…. kutu kupret itu makanan apaan sih…
Sebenarnya sih sudah sering aku mengikuti pengajian tentang shalat bahkan sudah banyak buku yang saya baca tentangnya.
Aku masih inget pak ustadz :
Waktu yang paling afdhal (utama) untuk menjalankan shalat ialah di awal waktu. Maka bersegeralah untuk shalat ketika adzan sudah dikumandangkan.
Rasanya sudah hapal aku akan bab ini.…tetapi anehnya …kenapa yaa shalat saya masih menjelang garis finish melulu.
Pak ustadz juga sering ngomong bahwa supaya bisa menjalankan shalat dengan khusyu’ hendaklah memulai dengan berwudhu secara lahir bathin.
Berwudhu secara lahir ialah wudhu seperti biasa kita lakukan yaitu untuk membersihkan anggota badan kita dari hadats kecil.
Wudhu bathin ialah untuk membersihkan dosa-dosa dari seluruh anggota badan kita. Ketika sedang membasuh muka kita mohon ampunan dari segala dosa yang dilakukan oleh anggota tubuh yang ada di muka. Dosa dari penglihatan , pendengaran, dosa dari penciuman dan perkataan-perkataan. Ketika membasuh tangan kita memohon ampunan dari dosa yang dilakukan tangan kita begitu seterusnya sampai membasuh kaki.
Dilain waktu saya juga pernah mendengar seorang kyai membacakan sebuah hadits yang mengatakan bahwa shalat adalah mi’rojnya seorang mukmin.
Dalam penjelasanya kyai tersebut mengatakan bahwa shalat itu mempunyai nilai yang sangat luar biasa. Ketika kita sedang shalat berarti kita sedang menemui Allah dan menghadap-Nya seolah-olah kita sedang berbicara langsung kepada-Nya.
Shalat seolah menjadi media bagi kita untuk bisa langsung bercakap-cakap dengan Sang Maha Penguasa alam semesta. Sungguh hebat sekali ibadah shalat ini.
Saya juga pernah mendengar penjelasan tentang ihsan yaitu hendaknya kita beribadah (shalat) seolah-olah kita sedang melihat Allah atau setidaknya Allah pasti melihat kita sedang melakukan shalat.
Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dengan berbekal ini saja seharusnya shalat kita bisa lebih bernilai.
Bayangkan betapa indahnya shalat kita, apabila ketika kita mengucap takbir kita bisa merasakan bahwa Allah mendengar takbir kita. Ketika kita membaca Fatihah, kita merasa Allah mendengarkan dan memperhatikan shalat kita. Ketika kita ruku’ , I’tidal sujud, duduk, tahiyat dan salam kita bisa merasa bahwa Allah mendengar bacaan kita dan mengetahui isi hati kita serta segala gerakan kita.
Ooohhhh…….sunguh indah dan dahsyat rasanya….
Coba bayangkan apa yang bakal terjadi…..Ketika kita sedang melakukan perbuatan apapun, rasa tadi……perasaan bahwa Allah mendengar dan mengetahui perbuatan kita bisa selalu menemani kita.
Sungguh sangat sulit merangkai kata-kata untuk menggambarkannya.
……………………………………….
……………………………………..
Tapi sayang…sungguh…sayang sekali..
Pengetahuan yang sedikit tadi seakan menguap sirna ketika tiba waktunya untuk menjalankan shalat…Entah setan mana yang menggoda dan menghilangkan segala pengetahuan tadi… aku enggak tahu.
Itulah sedikit rahasiaku yang sebenarnya “SANGAT MEMALUKAN” untuk diceritakan…
Namun dari pada aku nanti lebih malu ketika amalan shalatku di hisab di hadapan Tuhan Robbul ‘Izzati lebih baik aku malu sekarang mengungkapkannya padamu…
Tapi tolong yaa…jangan diceritakan pada orang lain…biarlah menjadi rahasia kita berdua…
Filed under: Kisah, Sholat, Tafakkur | Tagged: setor muka, shalat, sholat, takut dosa, wudhu lahir bathin | 3 Comments »