Tentang Firman Allah : Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih (QS Al Furqon :48)

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْحَكَمِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نُصِرْتُ بِالصَّبَا وَأُهْلِكَتْ عَادٌ بِالدَّبُوْرِ
[3033]

Telah bercerita kepada kami Adam telah bercerita kepada kami Syu’bah dari Al Hakam dari Mujahid dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Aku ditolong dengan perantaraan angin yang berhembus dari timur (belakang pintu Ka’bah) sedangkan kaum ‘Aad dibinasakan dengan angin yang berhembus dari barat.
[ HR Bukhori 3033 ]

 

حَدَّثَنَا مَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ حَدَّثَنَا اِبْنُ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى مَخِيْلَةً فِي السَّمَاءِ أَقْبَلَ وَأَدْبَرَ وَدَخَلَ وَخَرَجَ وَتَغَيَّرَ وَجْهُهُ فَإِذَا أَمْطَرَتِ السَّمَاءُ سُرِّيَ عَنْهُ فَعَرَّفَتْهُ عَائِشَةُ ذَلِكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَدْرِي لَعَلَّهُ كَمَا قَالَ قَوْمٌ { فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ } الْآيَةَ
[3034]

Telah bercerita kepada kami Makkiy bin Ibrahim telah bercerita kepada kami Ibnu Juraij dari ‘Atha’ dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata;
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila melihat awan mendung di langit, Beliau memandangnya lalu membelakanginya, mondar-mandir antara keluar-masuk rumah dengan wajah yang berubah. Kemudian ‘Aisyah minta penjelasan hal itu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Aku tidak tahu pasti barangkali kejadiannya bisa seperti kaum yang berkata (sebagaimana firman Allah dalam QS al-Ahqaf ayat 24) yang artinya: Maka tatkala mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka.
[ HR Bukhori 3034 ]

Mencuci dua kaki hingga dua mata kaki (ketika wudhu)

حَدَّثَنَا مُوْسَى قَالَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ عَنْ عَمْرٍو عَنْ أَبِيْهِ
شَهِدْتُ عَمْرَو بْنَ أَبِي حَسَنٍ سَأَلَ عَبْدَ اللهِ بْنَ زَيْدٍ عَنْ وُضُوْءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَا بِتَوْرٍ مِنْ مَاءٍ فَتَوَضَّأَ لَهُمْ وُضُوءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكْفَأَ عَلَى يَدِهِ مِنَ التَّوْرِ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثَلَاثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي التَّوْرِ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثَ غَرَفَاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَمَسَحَ رَأْسَهُ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ مَرَّةً وَاحِدَةً ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
[184]

Telah menceritakan kepada kami Musa berkata, telah menceritakan kepada kami Wuhhaib dari ‘Amru dari Bapaknya berkata,
Aku pernah menyaksikan ‘Amru bin Abu Hasan bertanya kepada ‘Abdullah bin Zaid tentang wudlunya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu ia minta diambilkan satu gayung air, kemudian ia memperlihatkan kepada mereka cara wudlu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia menuangkan air dari gayung ke telapak tangannya lalu mencucinya tiga kali, kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu berkumur-kumur, lalu memasukkan air ke hidung lalu mengeluarkannya kembali dengan tiga kali cidukan, kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu membasuh mukanya tiga kali, kemudian membasuh kedua tangannya dua kali sampai ke siku. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu mengusap kepalanya dengan tangan; mulai dari bagian depan ke belakang dan menariknya kembali sebanyak satu kali, lalu membasuh kedua kakinya hingga mata kaki.
(HR : Imam Bukhori: 184).

Memakai minyak wangi (misik), dan kemakruhan menolak wewangian dan minyak wangi

حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ عَنْ شُعْبَةَ حَدَّثَنِي خُلَيْدُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ اَلْخُدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ اِمْرَأَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ قَصِيْرَةٌ تَمْشِي مَعَ اِمْرَأَتَيْنِ طَوِيْلَتَيْنِ فَاتَّخَذَتْ رِجْلَيْنِ مِنْ خَشَبٍ وَخَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ مُغْلَقٌ مُطْبَقٌ ثُمَّ حَشَتْهُ مِسْكًا وَهُوَ أَطْيَبُ الطِّيْبِ فَمَرَّتْ بَيْنَ الْمَرْأَتَيْنِ فَلَمْ يَعْرِفُوْهَا فَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا وَنَفَضَ شُعْبَةُ يَدَهُ

18- (2252)

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Syu’bah; Telah menceritakan kepadaku Khulaid bin Ja’far dariAbu Nadhr dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

Pada masa bani Isra`il ada seorang wanita yang pendek badannya berjalan bersama dua orang wanita yang tinggi badannya. lalu ia membuat kaki palsu dari kayu untuk kedua kakinya, dan memakai cincin emas yang dia buatnya. Lalu diberi minyak wangi kesturi (misik) , sebaik-baik minyak wangi. Kemudian dia berjalan di antara dua wanita tersebut hingga orang-orang pun tidak mengenalnya. Dia berkata sambil kedua tangannya seperti ini. Syu’bah sambil menggerak-gerakkan tangannya.

(Shahih Muslim : 2252 – 18 )

 

حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ خُلَيْدِ بْنِ جَعْفَرٍ وَالْمُسْتَمِرِّ قَالاَ سَمِعْنَا أَبَا نَضْرَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ اَلْخُدْرِيِّ

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ امْرَأَةً مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ حَشَتْ خَاتَمَهَا مِسْكًا وَالْمِسْكُ أَطْيَبُ الطِّيْبِ

19- (2252)

Telah menceritakan kepada kami ‘Amru An Naqid; Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Syu’bah dari Khulaid bin Ja’far dan Al Mustamir keduanya berkata; Aku mendengar Abu Nadhrah bercerita dari Abu Sa’id Al Khudri

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan tentang seorang wanita dari bani Israil yang memberi minyak kesturi pada cincinnya. Minyak kesturi adalah sebaik-baik minyak wangi.

(Shahih Muslim : 2252 – 19 )

 

حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ كِلاَهُمَا عَنِ الْمُقْرِئِ قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُقْرِئُ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ أَبِي أَيُّوْبَ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللهِ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ اْلأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عُرِضَ عَلَيْهِ رَيْحَانٌ فَلاَ يَرُدُّهُ فَإِنَّهُ خَفِيْفُ الْمَحْمِلِ طَيِّبُ الرِّيْحِ

20- (2253)

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb keduanya dari Al Muqri. Abu Bakr berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Abdur Rahman Al Muqri dari Sa’id bin Abu Ayyub; Telah menceritakan kepadaku ‘Ubaidullah bin Abu Ja’far dari ‘Abdur Rahman Al A’raj dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Barangsiapa ditawarkan kepadanya wewangian maka janganlah menolaknya, karena sesungguhnya wangian-wangian ringan bebannya dan harum baunya.

(Shahih Muslim : 2253 – 19 )

 

حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ سَعِيْدٍ اْلأَيْلِيُّ وَأَبُوْ طَاهِرٍ وَأَحْمَدُ بْنُ عِيْسَى قَالَ أَحْمَدُ حَدَّثَنَا و قَالَ اْلآخَرَانِ أَخْبَرَنَا اِبْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي مَخْرَمَةُ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ نَافِعٍ قَالَ

كَانَ اِبْنُ عُمَرَ إِذَا اسْتَجْمَرَ اِسْتَجْمَرَ بِالْأَلُوَّةِ غَيْرَ مُطَرَّاةٍ وَبِكَافُوْرٍ يَطْرَحُهُ مَعَ الْأَلُوَّةِ ثُمَّ قَالَ هَكَذَا كَانَ يَسْتَجْمِرُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

21-   (2254)

Telah menceritakan kepadaku Harun bin Sa’id Al Aili dan Abu Thahir dan Ahmad bin ‘Isa. Ahmad berkata; Telah menceritakan kepada kami. Dan yang lainnya berkata; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab Telah mengabarkan kepadaku Makhramah dari Bapaknya dari Nafi’ dia berkata:

Jika Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu ingin menggunakan wewangian, ia memakai Al aluwwah (kayu wangi yang dibakar) tanpa campuran, terkadang juga memakai kapur yang dicampur dengan Al aluwwah. Lalu ia berkata, Beginilah kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat memakai minyak wangi.

(Shahih Muslim : 2254 – 21 )

 

 

 

 

Pujian Orang Tidak Mengurangi Pahala Suatu Amal

حدثنا يحيى بن يحيى التميمي وأبو الربيع وأبو كامل، فضيل بن حسين – واللفظ ليحيى – (قال يحيى: أخبرنا. وقال الآخران: حدثنا) حماد بن زيد عن أبي عمران الجوني، عن عبدالله بن الصامت، عَنْ أَبِي ذَرٍّ. قَالَ:

قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم: أَرَأَيْتَ الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْعَمَلَ مِنَ الْخَيْرِ، وَيَحْمَدُهُ النَّاسُ عَلَيْهِ؟ قَالَ “تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ”.

166 – (2642)

Hadits riwayat AbuDzar Radhiyallahu’anhu,iaberkata:

Adayang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam katanya: “Bagaimana pendapat engkau terhadap seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan baik dan orang banyak memujinya karena perbuatanya itu?” Nabi menjawab: “Pujian itu adalah pendahuluan dari berita gembira untuk orang-orang yang beriman.”

(Hadits Shahih Muslim : 2642-166)

Pada Hari Kiamat Seseorang Akan Bersama-sama dengan Orang Yang Dicintainya

حدثنا عبدالله بن مسلمة بن قعنب. حدثنا مالك عن إسحاق بن عبدالله بن أبي طلحة، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ؛

أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “مَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟” قَالَ: حَبُّ اللهِ وَرَسُوْلِهِ. قَالَ “أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ”.

161 – (2639)

Hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu:

Bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: Kapankah kiamat itu tiba? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya? Lelaki itu menjawab: Cinta Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kamu akan bersama orang yang kamu cintai

(Hadits Shahih Muslim : 2639-161)

حدثنا عثمان بن أبي شيبة وإسحاق بن إبراهيم (قال إسحاق: أخبرنا. وقال عثمان: حدثنا) جرير عن الأعمش، عن أبي وائل، عَنْ عَبْدُاللهِ قَالَ:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! كَيْفَ تَرَى فِي رَجُلٍ أَحَبَّ قَوْمًا وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ؟ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ”.

165 – (2640)

Hadits riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Seorang akan bersama orang yang dicintai

(Hadits Shahih Muslim : 2640-165)

Jiwa manusia Berkumpul Dengan Jiwa Yang Sejenis

حدثنا قتيبة بن سعيد. حدثنا عبدالعزيز (يعني ابن محمد) عن سهيل، عن أبيه، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “اَلأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ. فَمَا تَعَارَفُ مِنْهَا اِئْتَلَفَ. وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اِخْتَلَفَ”.

159 – (2638)

Hadits riwayat AbuHurairah Radhiyallahu’anhu,iaberkata:

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda : Arwah (nyawa manusia) itu kumpulan yang berbeda-beda. Mana diantaranya yang sesuai, dia bersatu dan mana yang berlainan, dia berpisah.

(Hadits Shahih Muslim : 2638-159)

Hamba Yang Dicintai Allah dan Yang Dibenci Allah

حدثنا زهير بن حرب. حدثنا جرير عن سهيل، عن أبيه، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ. قَالَ:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “إِنَّ اللهَ، إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا، دَعَا جَبْرِيْلَ فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّ فُلاَناً فَأَحِبَّهُ. قَالَ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيْلُ. ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُوْلُ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوْهُ. فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ. قَالَ ثُمَّ يُوْضَعُ لَهُ الْقَبُوْلُ فِي اْلأَرْضِ. وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيْلَ فَيَقُوْلُ: إِنِّي أُبْغِضُ فُلاَناً فَأَبْغِضُهُ. قَالَ فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيْلُ. ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ فُلاَناً فَأَبْغِضُوْهُ. قَالَ فَيُبْغِضُوْنَهُ. ثُمَّ تُوْضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي اْلأَرْضِ”.

157 – (2637)

Hadits riwayat AbuHurairah Radhiyallahu’anhu,iaberkata:

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku mencintai si pulan maka cintailah dia! Jibril pun mencintainya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai si pulan, maka cintailah dia!Parapenghuni langitpun mencintainya. Kemudian dia pun diterima di bumi. Dan apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si pulan, maka bencilah pula dia! Jibril pun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah membenci si pulan, maka bencilah kepadanya.Parapenghuni langit pun membencinya. Kemudian kebencianpun merambat ke bumi.

(Hadits Shahih Muslim : 2637-157)

Anak-Anak Yang Meninggal Ketika Masih Kecil akan Mengajak Orang tuanya Masuk ke Surga

حدثنا سويد بن سعيد ومحمد بن عبدالأعلى (وتقاربا في اللفظ) قالا: حدثنا المعتمر عن أبيه، عن أبي السليل، عَنْ أَبِي حَسَّانَ، قَالَ:

قُلْتُ ِلأَبِي هُرَيْرَةَ: إِنَّهُ قَدْ مَاتَ لِي اِبْنَانِ. فَمَا أَنْتَ مُحْدِثِي عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِحَدِيْثٍ تُطَيِّبُ بِهِ أَنْفُسَنَا عَنْ مَوْتَانَا؟ قَالَ: قَالَ: نَعَمْ “صِغَارُهُمْ دَعَامِيْصُ الْجَنَّةِ يَتَلَقَّى أَحَدُهُمْ أَبَاهُ، – أَوْ قَالَ أَبَوَيْهِ -، فَيَأْخُذُ بِثَوْبِهِ، – أَوْ قَالَ بِيَدِهِ -، كَمَا آخُذُ أَنَا بِصَنِفَةِ ثَوْبِكَ هٰذَا. فَلاَ يَتَنَاهِى، – أَوْ قَالَ فَلاَ يَنْتَهِي -، حَتَّى يَدْخُلَهُ اللهُ وَأَبَاهُ الْجَنَّةَ”.

وفي رواية سويد قال: حدثنا أبو السليل. وحدثنيه عبيدالله بن سعيد. حدثنا يحيى (يعني ابن سعيد) عن التيمي، بهذا الإسناد. وقال: فهل سمعت من رسول الله صلى الله عليه وسلم شيئا تطيب به أنفسنا عن موتانا؟ قال: نعم.

154 – (2635)

Hadits riwayat Abu Hassan Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Saya mengatakan kepada Abu Hurairah, bahwa dua orang anakku telah meninggal dunia. Adakah berita (hadits) Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam  yang dapat engkau sampaikan kepadaku yang dapat menyenangkan hati kami berkenaan dengan anak kami yang meninggal itu. Abu Hurairah menjawab: Ada! Anak-anak kecil (yang meninggal) menjadi kanak-kanak surga, ditemuinya kedua ibu bapaknya, lalu dipegangnya pakaian ibu bapaknya  – sebagaimana saya memegang tepi pakaian ini – dan tidak berhenti (memegang pakaian) sampai Allah memasukkannya dan kedua ibu bapaknya kedalam surga.

(Hadits Shahih Muslim : 2635-1524

Keutamaan orang yang ditinggal mati anaknya kemudian ia bersabar

حدثنا قتيبة بن سعيد. حدثنا عبدالعزيز (يعني ابن محمد) عن سهيل، عن أبيه، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لِنِسْوَةٍ مِنَ اْلأَنْصَارِ “لاَ يَمُوْتُ ِلإِحْدَاكُنَّ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ فَتَحْتَسِبُهُ، إِلاَّ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ”. فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ: أَوِ اثْنَيْنِ؟ يَا رَسُوْلَ اللهِ! قَالَ “أَوِ اثْنَيْنِ”.

151 – (2632)

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda kepada perempuan-perempuan dari kaum Anshar: “Seorang kamu yang kematian tiga orang anak dan dia menerima dengan sabar, niscaya dia akan masuk surga.” Seorang perempuan di antara mereka mengatakan: Atau dua orang ya Rasulullah! Beliau menjawab: Atau dua orang.

(Hadits Shahih Muslim : 2632-151)

حدثنا أبو كامل الجحدري، فضيل بن حسين. حدثنا أبو عوانة عن عبدالرحمن بن الأصبهاني، عن أبي صالح، ذكوان، عَنْ أَبِي سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ قَالَ:

جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! ذَهَبَ الرِّجَالُ بِحَدِيْثِكَ. فَاجْعَلْ لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَأْتِيْكَ فِيْهِ. تُعَلِّمْناَ مِمَّا عَلَّمَكَ اللهُ. قَالَ “اِجْتَمِعْنَ يَوْمَ كَذَا وَكَذَا”. فَاجْتَمَعْنَ. فَأَتَاهُنَّ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَعَلَّمَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ. ثُمَّ قَالَ “مَا مِنْكُنَّ مِنِ امْرَأَةٍ تُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيْهَا، مِنْ وَلَدِهَا، ثَلاَثَةً، إِلاَّ كَانُوْا لَهَا حِجَابًا مِنَ النَّارِ” فَقَالَتِ امْرَأَةٌ: وَاثْنَيْنِ. وَاثْنَيْنِ. وَاثْنَيْنِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “وَاثْنَيْنِ. وَاثْنَيْنِ. وَاثْنَيْنِ”.

152 – (2633)

Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Seorang wanita datang menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan berkata: Wahai Rasulullah! Kaum lelaki dapat pergi mendengarkan haditsmu, maka berikanlah kami satu hari dari waktumu agar kami mendatangimu untuk engkau ajarkan kepada kami dari ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Berkumpullah kamu sekalian pada hari ini dan ini! Kemudian mereka pun berkumpul pada hari itu lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mendatangi mereka dan mengajarkan kepada mereka apa yang telah Allah ajarkan kepada beliau. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Tidak seorang wanita pun dari kamu sekalian yang ditinggal mati tiga orang anaknya kecuali mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka. Lalu salah seorang wanita bertanya: Dan dua orang anak, dan dua orang anak dan dua orang anak? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Dan dua orang anak, dan dua orang anak, dan dua orang anak

(Hadits Shahih Muslim : 2633-152)

Keutamaan-Keutamaan memelihara anak-anak perempuan dengan baik

حدثنا محمد بن عبدالله بن قهزاذ. حدثنا سلمة بن سليمان. أخبرنا عبدالله. أخبرنا معمر عن ابن شهاب. حدثني عبدالله بن أبي بكر بن حزم عن عروة، عن عائشة. ح وحدثني عبدالله بن عبدالرحمن بن بهرام وأبو بكر بن إسحاق (واللفظ لهما). قالا: أخبرنا أبو اليمان. أخبرنا شعيب عن الزهري. حدثني عبدالله بن أبي بكر؛ أن عروة بن الزبير أخبره؛ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَتْ:

جَاءَتْنِي اِمْرَأَةٌ، وَمَعَهَا اِبْنَتَانِ لَهَا. فَسَأَلَتْنِي فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحِدَةٍ. فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا. فَأَخَذَتْهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ اِبْنَتَيْهَا. وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا. ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ وَاِبْنَتَاهَا. فَدَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَحَدَثْتُهُ حَدِيْثَهَا. فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم “مَنِ ابْتُلِيَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ، فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ، كُنْ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ”.

147 – (2629)

Hadits riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata:

Seorang perempuan bersama dua orang putrinya datang kepadaku untuk meminta-minta, namun dia tidak mendapatkan sesuatu apapun dariku kecuali satu buah kurma. Lalu aku pun memberikan buah korma itu kepadanya yang segera ia ambil dan dibagikan kepada kedua orang putrinya sedangkan ia sendiri tidak memakan sedikit pun dari buah korma itu. Kemudian dia pun bangkit dan beranjak pergi bersama kedua putrinya. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam datang menemuiku dan aku ceritakan kepada beliau tentang perilaku wanita tadi. Lalu beliau bersabda: Barang siapa mendapat suatu cobaan berupa anak-anak perempuan kemudian ia berbuat baik terhadap mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.

(Hadits Shahih Muslim : 2629-147)

حدثنا قتيبة بن سعيد. حدثنا بكر (يعني ابن مضر) عن ابن الهاد؛ أن زياد بن أبي زياد، مولى ابن عياش. حدثه عن عراك بن مالك. سمعته يحدث عمر بن عبدالعزيز عَنْ عَائِشَةَ؛ أَنَّهَا قَالَتْ:

جَاءَتْنِي مِسْكِيْنَةٌ تَحْمِلُ اِبْنَتَيْنِ لَهَا. فَأَطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمَرَاتٍ. فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةٍ. وَرَفَعَتْ إِلَى فِيْهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا. فَاسْتَطْعَمَتْهَا اِبْنَتَاهَا. فَشَقَتِ التَّمْرَةَ، الَّتِي كَانَتْ تُرِيْدُ أَنْ تَأْكُلَهَا، بَيْنَهُمَا. فَأَعْجَبَنِي شَأْنَهَا. فَذَكَرْتُ الَّذِي صَنَعَتْ لِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم. فَقَالَ “إِنَّ اللهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ. أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ”.

148 – (2630)

Hadits riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata:

Datang kepadaku seorang perempuan miskin membawa dua orang putrinya. Saya berikan kepadanya tiga butir kurma. Lalu diberinya kedua anak itu masing-masing satu butir kurma dan satu lagi diangkatnya kemulut untuk dimakannya. Kemudian kedua anaknya meminta lagi makanan, lalu di baginya kurma yang hendak dimakannya tadi menjadi dua diberikan mereka berdua. Keadaan perempuan tersebut sangat mengagumkan saya. Kemudian saya ceritakan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam apa yang diperbuat perempuan tadi. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memastikan perempuan itu masuk surga dan dia dibebaskan dari neraka karenanya.

(Hadits Shahih Muslim : 2630-148)

حدثني عمرو الناقد. حدثنا أبو أحمد الزبيري. حدثنا محمد بن عبدالعزيز عن عبيدالله بن أبي بكر بن أنس، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ. قَالَ:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ” وَضَمَّ أَصَابِعَهُ.

149 – (2631)

Hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Siapa yang memelihara dua anak perempuan dengan baik sampai keduanya dewasa, dia datang dihari kiamat dan aku bersama dengannya begini – sambil mendekatkan  dua jarinya.

(Hadits Shahih Muslim : 2631-149)