Kewajiban Melakukan Thawaf dan Sai Setelah Sampai diMekah, bagi Orang Yang Haji

عَنْ عَمْرُو بْنِ دِيْنَارٍ. قَالَ:
سَأَلْنَا اِبْنَ عُمَرَ عَنْ رَجُلٍ قَدِمَ بِعُمْرَةٍ. فَطَافَ بِالْبَيْتِ وَلَمْ يَطُفْ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ. أَيَأْتِي اِمْرَأَتَهُ ؟ فَقَالَ: قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَطَافَ بِالْبَيْتِ سَبْعًا. وَصَلَّى خَلْفَ الْمَقَامِ رَكْعَتَيْنِ. وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ، سَبْعًا. وَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Hadits riwayat Amru bin Dinar Radhiyallahu’anhu , ia berkata:
Kami menanyakan kepada Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, tentang seorang lelaki yang datang ke Mekah melakukan umroh kemudian ia thawaf di Baitullah dan tidak melakukan Sa’i. Apakah ia boleh mendatangi (menjima’) istrinya? Ibnu Umar berkata: Suatu kali Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tiba dan langsung melakukan tawaf di Baitullah sebanyak tujuh putaran, salat sunat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim dan sai antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sesungguhnya pada diri Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam terdapat suri teladan yang baik bagi kalian.

Tinggalkan komentar